Jun 19, 2014

FOTOGRAFER AMATIR VS FOTOGRAFER PRO

FOTOGRAFER AMATIR VS FOTOGRAFER PRO


Fotografer pro dan fotografer amatir.
Menilik judul di atas, tentu semua bertanya-tanya pada diri sendiri ataupun kepada orang lain, apa yang membedakannya? Atau bertanya pada diri sendiri, saya termasuk dalam golongan amatir atau pro?
Mungkin sudah ada yang punya gambaran apa itu fotografer amatir atau fotografer pro. Secara umum bisa didefinisikan bahwa fotografer amatir adalah fotografer yang mencintai dan menekuni fotografi, tetapi tidak menghasilkan uang dari hasil karyanya. Sebaliknya dengan fotografer pro, mereka menghasilkan uang dari foto-foto mereka. Perlu diingat bahwa ini adalah definisi yang umum.
Tapi kadang kenyataan di lapangan, beberapa fotografer pro menghasilkan karya yang biasa-biasa saja. Bahkan fotografer amatir bisa menghasilkan karya yang luar biasa dan lebih konsisten dibandingkan dengan fotografer pro. Dengan demikian, definisi umum ini bisa menjadi rancu artinya. Maka dari itu, saya coba mendefinisikan perbedaan keduanya bukan hanya dari segi hasil/uang yang didapat, tetapi juga dari perbedaan pola pikir dan kebiasaan keduanya.
Fotografer pro biasanya bekerja dengan konsentrasi penuh dan cenderung menjelajahi sesuatu dengan lebih mendalam. Sedangkan fotografer amatir, konsentrasi mudah sekali terpecah, dan mengalihkan perhatian ke sesuatu yang lain. Misalnya, fotografer pro terus berlatih dan berlatih, sedangkan fotografer amatir hanya berlatih saat suasana hatinya sedang bagus (tergantung mood). Fotografer pro sibuk dengan kamera dan peralatannya, sedangkan amatir sibuk dengan Blackberry, Twitter, Facebook, Line, dan lain-lain. Pada saat praktik juga tidak serius.



Fotografer pro. Bila ia datang pada suatu tempat, ia akan mencoba menjelajahi tempat tersebut, memahami tempat tersebut lebih dalam, bahkan bila perlu menunggu di tempat itu lebih lama dari biasanya untuk memahami. Sedangkan yang amatir, akan hanya sekedar datang, motret sana motret sini, kemudian kembali pulang atau mengerjakan aktifitas lainnya. Fotografer pro tahu arah dan jalan mana yang harus di tempuh, walau pilihannya susah. Amatir cenderung mudah mengalihkan perhatian kepada yang lain dan bercabang.
Fotografer amatir cenderung sangat membutuhkan pengakuan dari kelompoknya. Maka dari itu, bermunculanlah foto-foto dengan watermak ‘blablabla photoworks’ dan sibuk men-tag teman-temannya di jejaring sosial dengan agresif. Ironisnya, jika mendapat ‘like’ dan pujian yang banyak, amatir cenderung puas. Padahal belum tentu fotonya bagus.
Salah satu yang paling bisa membedakan antara fotografer amatir dan fotografer pro adalah yang amatir seringkali mencari jalan pintas, sedangkan yang pro siap menjalani masa yang sulit dan panjang untuk mencapai keinginannya. Contohnya, amatir seringkali membandingkan peralatannya dengan peralatan orang lain. Kemudian mereka mencoba mengatasi masalah mereka dengan membeli kamera dan lensa yang baru dan berharap masalah mereka tuntas. Di lain pihak, fotografer pro menyadari bahwa peralatan fotografi  yang sesuai saja tidak cukup, tetapi juga harus ditunjang dengan seni dan teknik yang mumpuni dan harus terus diasah.
Fotografer amatir yang ingin menjadi fotografer pro harus siap menghadapi rintangan dan harus mau untuk terus praktik dan belajar. Apa kita bisa menjadi fotografer yang pro? Jawabnya BISA! Dan berita baiknya, menjadi pro itu GRATIS. Kita hanya perlu mengubah pola pikir, cara pandang, dan kebiasaan kita.
Pro:
  1. Berkonsentrasi tinggi, rutin praktik
  2. Mementingkan kedalaman suatu foto/cerita
  3. Konsisten menghasilkan karya yang baik
  4. Siap dan bersedia untuk menempuh jalan yang sulit dengan tujuan mendapatkan hasil foto yang bagus
  5. Mendapatkan banyak rintangan tapi tidak cepat mundur dan putus asa
Amatir:
  1. Sering teralihkan perhatiannya (distracted), hasil foto tidak konsisten dan biasanya tergantung mood
  2. Membutuhkan pengakuan dari kelompok, teman atas hasil karyanya
  3. Takut fotonya kurang bagus/kurang diterima, takut terlalu bagus sehingga dikritik atau dikucilkan
  4. Berusaha mencari jalan pintas supaya fotonya bagus, salah satunya dengan membeli alat fotografi yang mahal
  5. Saat menemukan rintangan, amatir cepat menyerah dan berhenti
Dari berbagai sumber :http://danangsujati.wordpress.com/2013/03/18/fotografer-amatir-vs-fotografer-pro/

No comments:

Post a Comment